-->

10/16/2010

Ketika Teman Membeberkan Rahasia Pribadi


Perempuan dikenal sebagai mahluk yang suka bicara. Dalam sehari, perempuan bisa mengucapkan 20.000 - 25.000 kata, sedangkan pria hanya 7.000 kata. Saat ingin bercerita, perempuan juga tidak begitu memedulikan siapa lawan bicaranya. Ketika ia merasa nyaman dengan seorang teman, meskipun bukan teman dekat, ia pasti akan langsung menceritakan banyak hal. Termasuk tentang kehidupan pribadinya.

Namun kadang-kadang, perempuan berbicara terlalu banyak mengenai kehidupan pribadinya. Hal ini tentu membuat lawan bicaranya khawatir, dan merasa tidak nyaman.

Batasan yang aman
"Hanya supaya lebih dekat dengan teman-temannya, kadang-kadang orang tidak tahu lagi mana batasan yang sehat," kata Shari Corbitt, PsyD, Senior Executive Director di Promises Treatment Centers.

Seringkali, topik yang senang mereka curhatkan melebihi apa yang ingin didengar lawan bicaranya. Bayangkan jika seorang teman tiba-tiba mengatakan, "Dulu aku pernah aborsi". Anda merasa selama ini sudah cukup mengenalnya, tetapi ia ternyata menyimpan rahasia yang tidak pernah Anda bayangkan bisa dilakukannya. Saat itu Anda pasti akan langsung merasa tidak nyaman. Bila tidak berkomentar, Anda dianggap tidak memedulikannya. Bila ditanggapi, Anda khawatir ia akan mengatakan hal-hal lain yang tidak ingin Anda dengar.

Salah satu cara untuk meredam informasi yang terlalu dalam (namun tidak Anda butuhkan) itu adalah dengan menyampaikan pendapat Anda secara asertif. Katakan, misalnya, "Kita memang dekat, tapi aku enggak ingin tahu tentang kehidupan seksmu. Jangan marah, ya?" Atau, "Kenapa sih kamu selalu membeberkan kisah hidupmu seperti itu? Kamu tidak takut orang lain akan membicarakanmu?" Bisa juga, "Kadang-kadang aku bingung, kenapa kamu menceritakan hal-hal pribadi seperti ini."

Bila Anda menjadi pihak yang senang curhat hal-hal pribadi seperti ini, Anda perlu tahu bahwa tidak semua orang nyaman mendengarkan pengakuan Anda itu. Mengapa seseorang bisa merasa tidak nyaman mendengarnya? Kembali, penyebabnya karena cerita-cerita itu sifatnya sangat pribadi. Sesuatu yang tidak layak didengarkan orang lain, meskipun itu bukan sesuatu yang sifatnya aib.

Di lain pihak, ada juga orang yang tidak betah memendam informasi menghebohkan itu seorang diri. Jadi, siap-siap saja kisah Anda nanti menjadi bahan perbincangan di seluruh kantor, atau di seluruh lingkup pergaulan Anda.

Temukan keseimbangan
Menyeimbangkan antara sharing terlalu banyak, dan tidak sharing sama sekali, memang bukan pekerjaan mudah bagi kaum perempuan. Bagaimanapun juga, bertukar gosip memang sudah menjadi nature-nya kaum perempuan. Mendapat bocoran sedikit-sedikit tentang rahasia orang lain tentu menyenangkan.

Tetapi, setiap orang memang harus berani "take and give". Setelah Anda merasa senang mendengarkan cerita-cerita orang lain, atau cerita teman Anda, jangan kaget bila ia pun menuntut Anda untuk memberi bocoran mengenai kehidupan pribadi Anda.

Saat mendengarkan curhatan teman, tidak berarti Anda harus berbagi pengalaman Anda sendiri. Kecuali, Anda memang menginginkannya. Jika teman terdekat Anda membeberkan terlalu banyak tentang dirinya, mintalah padanya untuk tidak memberikan seluruh detail-nya. Sebagai teman, Anda juga harus menjaganya kan?

Sumber : kompas

Zona Iklan
(Silahkan di klik satu kali saja)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...