-->

1/25/2011

Masalah Nyeri Pinggang Meluas


Sekitar 80 persen populasi pernah merasakan nyeri di pinggang dalam satu kali episode kehidupan. Masalah nyeri pinggang, yang menjadi bagian dari nyeri tulang belakang, merupakan masalah kesehatan yang besar. Terlebih lagi jika terjadi pada usia produktif.

”Keluhan terbanyak dari gangguan pada tulang belakang umumnya, keluhan low back pain atau tulang belakang bagian bawah,” ujar ahli bedah tulang belakang dari Ramsay Spine Center RS Premier Bintaro, Dr dr Luthfi Gatam SpOT, saat memberi pemaparan di Kompas tentang masalah tulang belakang, Jumat (21/1).

Nyeri tulang belakang dapat juga terkait dengan tumor walaupun relatif kecil, yakni 0,7 persen. ”Itu data sekitar 10 tahun lalu. Sekarang diperkirakan 1,5 persen-2 persen seiring dengan pertambahan jumlah penderita kanker. Kanker di bagian lain, seperti payudara dan usus, kemudian menyebar ke tulang belakang,” ujarnya.

Luthfi mengatakan, tulang belakang meliputi tulang leher (cervical), bagian tengah belakang (thoracal), dan bawah belakang (lumbal/pinggang). Tulang belakang manusia merupakan organ tubuh yang amat vital karena berfungsi menopang berat badan.

Luthfi mengatakan, ketika tulang belakang terganggu akan berdampak buruk bagi kesehatan. Gangguan tulang belakang ditandai dengan nyeri di leher (neck pain) dan nyeri pada bagian pinggang bawah (low back pain).

Penderita masalah tulang belakang pada usia produktif biasanya berumur tidak lebih dari 45 tahun. Gangguan pada tulang belakang mengakibatkan absensi yang tinggi, seringnya kunjungan ke dokter, dan penyebab disabilitas tertinggi sehingga memengaruhi produktivitas bekerja.

Faktor risiko nyeri tulang belakang antara lain kegemukan. Berat badan yang berlebih, terutama bagian perut, memaksa tubuh membentuk postur yang tidak sehat (memberikan tekanan berlebihan untuk tulang belakang) untuk mengatasi gravitasi.

Faktor risiko lainnya ialah mengangkat beban berat berulang, membungkuk, gerak berlebihan, dan menggunakan alat dengan getaran. Postur statik, misalnya, duduk terlalu lama juga merupakan faktor risiko utama. Hal lain yang dapat memperbesar risiko gangguan tulang belakang ialah genetik seperti serat kolagen yang lemah dan faktor psikologi.

Pencegahan

Dokter spesialis rehabilitasi medik dari RS Premier Bintaro, dr Peni Kusumastuti SpRM, menambahkan, pencegahan dapat dilakukan dengan memahami mekanisme cedera, faktor pencetus, dan sikap tubuh yang benar. Sikap tubuh yang tidak baik memberikan beban pada tulang belakang.

Penanganan masalah tulang belakang juga tidak semuanya memerlukan tindakan operatif. Bahkan, operasi merupakan pilihan terakhir dalam penanganan masalah tulang belakang. ”Biasanya sekitar 5-10 persen yang membutuhkan pembedahan,” ujarnya.

Penanganan masalah tulang belakang lainnya dapat melalui program latihan yang spesifik dan perbaikan perilaku saat beraktivitas untuk mengembalikan fungsi dan pergerakan.

Sebagai contoh, sejak didirikan tahun 2007, Ramsay Spine Center RS Premier Bintaro menangani lebih dari 1.554 pasien tulang belakang. Hanya 290 kasus di antaranya yang ditangani dengan tindakan operatif. Sementara sebagian besar, yakni 1.261 kasus, ditangani dengan tindakan nonoperatif atau konservatif, antara lain dengan documentation base care, terapi obat- obatan, dan latihan fisik spesifik.

Dokter spesialis saraf dari rumah sakit yang sama, dr Darmawan Mulyono SpS, mengatakan, gangguan pada tulang belakang jangan dianggap enteng. Jika ada keluhan, sebaiknya memeriksakan diri agar kondisi tidak bertambah parah.

Sumber : kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...