-->

6/21/2011

Biaya Traveling Membengkak Lantaran Buah Tangan?



Jalan-jalan memang mengasyikkan. Anda bisa menjelajah tempat baru, mengenali dan memelajari budaya baru dan berbagai karakter manusianya, atau sekadar bernostalgia di destinasi wisata favorit. Apapun tujuan Anda melakukan perjalanan, gaya apapun yang Anda pilih, seperti backpacker, budget traveler, atau apapun istilah lainnya, satu hal yang wajib dilakukan adalah menyusun perencanaan matang dan tertulis. Namun bagaimana jika rencana anggaran sudah dituliskan, tetapi jumlah uang yang dikeluarkan masih saja melebihi anggaran karena pembelian buah tangan?

Sebenarnya tak ada kewajiban bagi Anda untuk membawa pulang suvenir khas destinasi wisata yang dikunjungi, lalu dibagikan kepada orang-orang terdekat. Namun rasanya tak lengkap jika pulang dengan tangan kosong. Apalagi jika teman atau keluarga mengetahui rencana perjalanan Anda. Jika perjalanan dilakukan karena tugas kantor, rasanya tak enak hati pada teman kantor jika pulang tanpa membawa oleh-oleh. Bagaimanapun setiap orang punya persepsinya sendiri soal membeli oleh-oleh saat bepergian ini. Ada yang merasa perlu, bahkan wajib membeli. Ada yang membeli namun membatasi. Bahkan ada yang tidak terbiasa membawa pulang oleh-oleh, dan orang lain di sekitarnya memahami kebiasaannya tersebut.

Perbedaan persepsi ini kembali kepada kebiasaan Anda. Kebiasaan bisa diubah beradaptasi dengan keadaan. Jika biasanya Anda selalu membawa pulang oleh-oleh, tak perlu merasa bersalah jika pulang dengan tangan kosong. Anda tentu punya alasan mengapa harus mengubah kebiasaan. Misalnya, karena anggaran Anda memang sangat terbatas. Atau Anda lebih memilih menggunakan uang dan waktu perjalanan untuk mengeskplorasi daerah atau fasilitas hiburan di kota atau negara yang Anda kunjungi.

Seperti Zunainah (26), pekerja media. Saat traveling, perempuan yang akrab disapa Nena ini lebih memilih merencanakan uang dan waktu perjalanan untuk mengeksplorasi tempat atau fasilitas hiburan yang menarik baginya. Membeli oleh-oleh bukan menjadi kebiasaan baginya. Traveling dimanfaatkan Nena untuk memperkaya pengalamannya dari suatu tempat. Karena sudah menjadi kebiasaan,  keluarga dan temannya juga terbiasa tidak menerima buah tangan darinya. Nena juga tak pernah mengalami biaya perjalanan membengkak karena membeli buah tangan.

"Saat melakukan perjalanan dengan dibatasi anggaran, biasanya saya lebih prioritas menggunakan uang untuk menikmati hiburan atau aktivitas menarik. Saya tidak terbiasa membelikan oleh-oleh. Keluarga pun sudah paham kebiasaan saya," kata Nena kepada Kompas Female.

Sah saja punya niat baik membelikan oleh-oleh untuk menyenangkan orang lain. Namun jika niat baik ini membuat biaya traveling membengkak, Anda perlu bersiap menerima dampaknya. Jangan menyesal jika sepulang traveling keuangan menipis. Dan jangan juga menyesali jika Anda tak lagi punya cukup uang untuk mengeksplorasi aktivitas yang menantang dan menyenangkan hati di destinasi wisata yang Anda kunjungi.

Menahan diri dari godaan berbelanja suvenir baik untuk diri sendiri atau orang lain memang tak mudah. Apalagi bagi Anda yang gemar berbelanja. Namun kebiasaan ini bisa diubah jika memang tak didukung oleh anggaran perjalanan. Toh keluarga atau teman tak lantas menjauhi Anda karena tak membelikan buah tangan sepulang dari perjalanan.

Bagaimana dengan Anda, punya pengalaman berbelanja suvenir yang bikin kantong menipis dan biaya perjalanan tak sesuai rencana awal?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...